TrijayaNews.id, Batu – Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) Siti Azizah mengatakan KemenkopUKM menggencarkan program Digitalpreneur untuk menumbuhkan ekonomi digital di Indonesia.
Siti Azizah menambahkan, potensi ekonomi digital di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia, pada 2022. Tercatat nilai ekonomi digital sebesar 77 miliar dolar AS. Namun demikian, jika dibandingkan dengan Malaysia yang hanya mencapai 21 miliar dolar AS di tahun yang sama, Malaysia memiliki ekosistem digital yang lebih baik. UMKM di Malaysia bahkan sudah familiar menggunakan third party untuk pemasaran digitalnya.
“Jadi mereka tidak lagi disibukkan dengan kegiatan digital marketing yang sangat dinamis dan menyita waktu sehingga dapat fokus pada produksi, bahkan urusan logistik dapat ditangani oleh pihak ketiga,” ujarnya, saat memberikan sambutannya secara virtual, Rabu (21/6).
Oleh karena itu, Pemerintah sangat serius dalam menciptakan ekosistem ekonomi digital yang inklusif, agile, dan berkelanjutan. Selaras dengan itu lanjut Azizah, upaya penumbuhan digital entrepreneur (digitalpreneur atau digipreneur) yang dilakukan ini dalam rangka memastikan seluruh masyarakat dapat ikut memanfaatkan pertumbuhan ekonomi digital, termasuk UMKM yang belum melek digital sekalipun.
Melalui Program Entrepreneur Hub yang diinisaisi oleh KemenKopUKM yang telah terselenggara di berbagai daerah, kali ini menyambangi Kota Batu, Jawa Timur. Gelaran kali ini mengusung semangat guna mendukung percepatan tumbuhnya wirausaha-wirausaha baru yang masuk kategori opportunity based entrepreneur.
Dalam hal ini adalah wirausaha yang memilih untuk berwirausaha karena melihat peluang lalu mengembangkan ide-ide kreatif, menciptakan nilai tambah dan inovasi menjadi bisnis yang berkelanjutan.
Deputi Siti Azizah mengatakan bahwa ada hal yang menarik dalam entrepreneur hub kali ini, yaitu dari seluruh sasaran peserta program, ada beberapa yang akan diarahkan menjadi digitalpreneur, mereka yang memiliki minat dan keterampilan dasar di bidang ekonomi digital.
Untuk itu program Entrepreneur Hub ini dikatakan tidak boleh berhenti hanya pada mewisuda digipreneur baru ini, tetapi harus terus difasilitasi supaya UMKM dapat mengakses jasa mereka dan tentunya eksistensi digipreneur pun dapat tumbuh dan berkembang seiring banyaknya minat pengguna jasa mereka.
Menurut Siti Azizah, Program Entrepreneur Hub ini bukanlah kegiatan hit and run, yang sekali dilaksanakan kemudian ditinggalkan. Tetapi program tersebut, terdiri atas rangkaian beberapa kegiatan, yang keberhasilannya akan sangat tergantung pada komitmen, para kolaborator.
Karena itu, ia bersyukur bahwa Bank Jatim berkomitmen memfasilitasi 2 kegiatan dan Pos Indonesia memfasilitasi 1 kegiatan dalam program Entrepreneur Hub ini. Tentunya juga imbuh dia, kontribusi lainnya dari seluruh kolaborator baik dari akademisi, platform digital, komunitas wirausaha dan terutama pemerintah daerah. “Untuk itu sekali lagi, saya sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh kolaborator,” tsndasnya.
Siti Azizah pun berpesan, program Entrepreneur Hub merupakan pemacu terbangunnya kolaborasi multi pihak dan target utamanya adalah terciptanya ekosistem kewirausahaan. Untuk itu, kolaborasi yang baik ini harus senantiasa dirawat, dilanjutkan dengan program-program inovatif lainnya di tahun-tahun mendatang.**