Pontianak, TrijayaNews.id – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki terus berupaya memacu lahirnya lebih banyak wirausaha baru melalui koperasi di Indonesia. Karena itu Teten meminta koperasi hadir menjadi lembaga pembiayaan alternatif, di luar perbankan agar memberikan pembiayaan murah dan mudah kepada pelaku UMKM.
Hal tersebut diungkapkannya, saat melakukan kunjungan kerja ke Koperasi Simpan Pinjam Credit Union (KSP CU) Pancur Kasih di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Jumat (26/3).
Lebih lanjut MenkopUKM mengatakan, bahwa pertumbuhan kewirausahaan Indonesia mengalami stagnansi di angka 3,47%. Oleh karena itu, ia memiliki target khusus untuk mencapai rasio kewirausahaan yang lebih tinggi lewat pemberdayaan koperasi kepada UMKM.
“Oleh karena itu koperasi untuk hadir menjadi lembaga pembiayaan alternatif di luar perbankan, agar memberikan pembiayaan murah dan mudah kepada pelaku UMKM,” ujarnya.
Adapun keberadaan KSP CU Pancur Kasih, Pontianak, Kalbar, misalnya, yang didirikan sejak 1987, layak diapresiasi. Apalagi kini KSP CU Pancur Kasih telah memberikan pembiayaan kepada sekitar 174.444 anggotanya dan memiliki aset hingga Rp2,6 triliun.
“Pembiayaan mikro sangat dibutuhkan. Sekarang ini masih banyak masyarakat membutuhkan pembiayaan mikro murah dan mudah. Di sini koperasi hadir,” tandas Teten.
Teten menegaskan, koperasi memang menjadi fokus utama kerja kementeriannya. Setidaknya imbuh Teten, ada hal yang menjadi catatan. Yakni untuk mendorong usaha mikro yang sejenis, misalnya pertanian, peternakan, atau warung kelontong guna bersatu dalam koperasi. Supaya mudah dalam hal pembiayaan maupun penggunaan teknologi. “UMKM ini yang kecil-kecil kalau nggak dibantu mereka nggak kuat, malah bisa habis,” ujarnya lagi.
Lanjut Teten, termasuk di dalamnya penggunaan teknologi yang diterapkan lembaga-lembaga besar bisa membantu dan menerapkannya kepada UMKM.
“Jangan UMKM kecil ini sendirian, harus dikonsolidasi paling tidak agar tak belajar sendiri tapi dibantu dengan keterlibatan semua pihak,” pintanya.
Demikian pihaknya kata Teten, juga telah bekerja sama dengan perusahaan pelat merah, PT BGR Logistics (Persero) untuk mengembangkan koperasi-koperasi pangan. BGR dalam hal ini menjadi agregator, pendamping, sekaligus offtaker produk-produk UMKM.
Selain itu sambung Teten, terkait peningkatan target kewirausahaan. Ia diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi pertumbuhan kewirausahaan Indonesia yang mengalami stagnansi di angka 3,47%.
Mengingat, sebanyak 98% kewirausahaan masih didominasi usaha mikro yang pendapatannya di bawah UMR. Sehingga angka tersebut tergolong rendah, jika dibandingkan Singapura yang jumlah wirausahanya mencapai 8,5%, maupun Malaysia dan Thailand masing-masing di angka 4,5%.
“Strategi besarnya bukan nambah ultra mikro makin banyak, tapi harus mendorong usaha mikro ini naik, yang kecil dan menengah makin besar. Sektor formal diperbesar sehingga penyerapannya ke mikro akan lebih besar lagi,” tandasnya lagi.
Target besarnya, lanjut Teten, pada 2045 Indonesia menjadi negara terbesar keempat. Guna mewujudkan hal itu, konsekuensinya jumlah wirausaha harus terus dipacu untuk tumbuh menjadi besar. “Syaratnya harus minimal Indonesia memiliki jumlah wirausaha 4 persen dari populasi penduduk. Sisi lainya kami juga diminta menaikkan porsi kredit perbankan yang saat ini, di kisaran 19%, menjadi jauh lebih besar lagi,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Pengurus KSP CU Pancur Kasih, Gabriel Marto mengatakan, pihaknya ke depan akan tetap fokus pada pembiayaan simpan pinjam bagi para anggotanya yang merupakan pelaku usaha di berbagai sektor produktif, mulai dari pertanian hingga perdagangan.
Saat ini seluruh pengelolaan KSP Pancur Kasih kata dia, telah bertransformasi ke arah digital. Salah satunya lewat pembuatan aplikasi KSP CUPK, di mana pembiayaan bagi para anggota koperasi bisa dipantau secara real time. “Dimana tujuan kita terus berupaya meningkatkan mutu dan bagaimana menciptakan kesejahteraan untuk para anggota,” tandas Gabriel.*