Trijayanews.id, Bandung – Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pengalengan, siap menjadi suplier utama susu segar untuk pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), khususnya untuk di wilayah Bandung Selatan.
Koperasi yang didirikan pada 1969 ini, mampu memproduksi 80 ton per hari sehingga kapasitas tersebut diyakini mampu menyuplai susu segar, hingga 400 ribu lebih orang penerima manfaat program MBG.
Menteri Koperasi (MenKop) Budi Arie Setiadi akan mendorong kepada stakeholder terkait di wilayah Bandung, untuk memasukkan KPBS sebagai daftar distributor utama susu segar, pada pelaksanaan MBG Januari 2025 mendatang. Dari hasil peninjauannya langsung, ia menyatakan produk susu yang dihasilkan oleh peternak sapi anggota KPBS Pengalengan, memenuhi kriteria gizi yang dipersyaratkan.
“Kita akan bicara dengan Satuan Pelayanan Program MBG agar susu anak-anak (di sekitar Bandung Selatan) agar susunya berasal dr KPBS Pengalengan, nanti kita kordinasikan dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan pemerintah daerah,” ujarnya, dalam kunjungan kerjanya ke KPBS Pangalengan, Kamis (14/11).
Masih menurut Budi Arie, komitmen untuk melakukan intervensi guna meningkatkan produktivitas susu di KPBS Pengalengan, misalnya melalui skema kebijakan pemberian pakan berkualitas untuk sapi perah yang dipelihara oleh para peternak. Selain itu lanjut dia, apabila ada bantuan sapi perah khususnya untuk indukan dari negara lain, akan diupayakan untuk dikelola oleh KPBS Pengalengan.
“Saya juga berkomitmen untuk pembiayaan melalui LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) terutaam akses permodalan akan kita tingkatkan, yang penting dikelola dengan baik,” tandasnya.
Dengan koordinasi dan kerja sama antar pemangku kepentingan, MenKop meyakini produksi susu segar dari KPBS Pengalengan, dapat meningkat hingga dua kali lipat. Dengan hasil produksi tersebut, diharapkan distribusi susu segar untuk kesuksesan program MBG dapat diperluas hingga keluar dari wilayah Bandung Selatan.
Masih kata Budi Arie, jika produktivitas susu di KPBS Pengalengan ini ditarik ke isu nasional, diharapkan dengan semakin meningkat angka produksinya dapat menekan jumlah impor susu yang saat ini mencapai 80% dari total kebutuhan.
“Kami bertekad mewujudkan misi swasembada pangan terutama susu, ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama lintas Kementerian, dan Lembaga untuk tingkatkan produktivitas susu nasional,” tegasnnya.
Demikian Ketua KPBS Pangalengan Aun Gunawan, mengakui bahwa peluang penyerapan susu sapi lokal meningkat setelah adanya program MBG. Namun sayangnya kata dia, beberapa hambatan yang dihadapi oleh peternak sapi perah juga semakin besar.
Dimana beberapa tantangan tersebut, yakni regenerasi peternak semakin sulit dilakukan karena anak-anak muda cenderung ingin bekerja di sektor formal. Selanjutnya keterbatasan lahan hijau untuk ternak sapi, hingga keterbatasan pengolahan limbah.
“Para peternak kami belum bisa dibikin semacam instalasi pengolahan limbah komunal, sebab jauh dari rumah dan belum lagi antar satu peternak dengan peternak lain, yang sulit untuk kompak, makanya sanitasi kerap menjadi persoalan,” jelas Aun.
Menurutnya, dengan anggota 4.578 orang dan populasi sapi sebanyak 13.480 ekor, Aun menyatakan siap, apabila ditunjuk sebagai suplier utama untuk program MBG di Bandung Selatan. Pihaknya juga siap bermitra dengan berbagai pihak demi meningkatkan produktivitas susu melalui KPBS yang dikelolanya
“Kami welcome dengan semua pihak untuk tumbuh bersama demi meningkatkan kesejahteraan anggota kami melalui diversifikasi bisnis dan upaya lainnya,” tegasnya.**