Trijayanews.id – Pandemi COVID19 melemahkan beberapa sektor, salah satunya pada seni pertunjukan. 2 tahun sudah LSPR Institute of Communication & Business menyelenggarakan event tahunannya, LSPR Theatre Festival, secara daring. Tahun ini, LSPR Institute kembali menyelenggarakan rangkaian pertunjukan secara luring dalam rangkaian The 28th LSPR Theatre Festival and The 19th LSPR Performing Arts Communication Festival. Gelaran tahunan ini merupakan pertunjukan dari mahasiswa jurusan Performing Arts Communication (PAC) dan Mahasiswa/i LSPR Institute Program Studi Ilmu Komunikasi, yang sedang berkuliah di tahun pertama.
Bertempat di The Amani Palladium Theatre Lantai 15, LSPR Kampus Transpark Juanda-Bekasi, mulai tanggal 16 Januari hingga 4 Februari 2023, Mahasiswa/i yang terlibat akan menampilkan karya-karya Teater terbaik yang telah dipersiapkan sejak bulan September 2022. Acara ini merupakan salah satu kurikulum untuk mengasah talenta mahasiswa melalui pertunjukan teater, dari mulai penampilan diatas panggung, hingga orang-orang yang terlibat dalam proses produksi. Hingga tahun 2022, LSPR telah berhasil memproduksi lebih dari 392 judul teater.
Rangkaian The 28th LSPR Theatre Festival pada awal tahun ini melibatkan 14 kelas, terdiri dari 2 kelas jurusan Performing Arts Communication (PAC) dan 12 kelas dari Mahasiswa/i tahun pertama. Dari rangkaian The 28th LSPR Theatre Festival, Mahasiswa/i akan mempersembahkan 12 pertunjukan teater dengan judul Helluva: The Musical, Revanche, Ambivalenz, Hiraeth, Fatal Flaw: The Musical, Carta Fortuna, Possessions, Zévan, Servant of Evil, Canaria, Untitled, dan Eunoia. Sementara dari rangkaian The 19th LSPR PAC Festival, Mahasiswa/i akan mempersembahkan 8 film pendek yang berjudul Prasangka, Di Antara, Sungut, A.C.E, Salah Siapa?, Desolate, The Warmth of Life, dan Fiducia akan premiere di kanal YouTube LSPRTV. Selain itu, Mahasiswa/i dari konsentrasi Performing Arts Communication juga akan menyelenggarakan 2 event, yaitu Metamorphose yang akan diselenggarakan pada 28-29 Januari 2023 di Grand Galaxy Park-Bekasi dan Rookie Camp yang akan diselenggarakan pada 11-12 Februari 2023 di Hublife-Jakarta.
Pendidikan komunikasi melalui seni pertunjukan ini merupakan bentuk ujian akhir semester bagi mahasiswa dari konsentrasi PAC, dan Mahasiswa/i tingkat pertama mata kuliah Introduction to PAC. Pada tahapan ini, kreativitas mahasiswa tahun pertama diasah untuk tampil memukau di panggung, dan menguasai persiapan di balik layar. Penguasaan tersebut meliputi peran sebagai sutradara, mengatur tata cahaya, suara, kostum, tata rias, dan penjualan tiket pertunjukkan. Namun terdapat beberapa perbedaan yang menarik pada gelaran tahun ini, karena mahasiswa/i LSPR semakin berani mengeksplorasi cerita yang akan dimainkan, serta dalam kemampuan mereka membuat naskah orisinil dengan bimbingan dari dosen dan asisten dosen pengampu mata kuliah Introduction to Performing Arts Communication. Adapun penentuan tema cerita dan genre yang diusung oleh masing-masing kelas memiliki keragaman, beberapa diantaranya menggunakan cerita modern dan tradisional.
Sejak awal, gelaran kegiatan ini selalu menarik perhatian audiens, baik internal maupun eksternal LSPR. Meskipun gelaran pada tahun ini adalah gelaran pertama setelah vacuum selama 2 tahun, namun tidak menurunkan antusiasme penonton untuk menyaksikan hasil karya dari Mahasiswa/i LSPR Institute. Pada tahun 2008 saat menggelar The 4th LSPR Theatre Festival, LSPR memecahkan rekor Produksi Teater Terpanjang dan menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). “Tujuan mata kuliah ini agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam berkarya, pengalaman dalam menciptakan konsep karya, pengalaman ber-estetika dan pengalaman untuk merasakan fungsi pendidikan seni bagi kehidupan dan bekerja dalam tim”, jelas Dekan Fakultas komunikasi, Mikhael Yulius Cobis.
Ia menguraikan, bahwa melalui produksi teater, mahasiswa bukan hanya belajar tampil dengan percaya diri di hadapan publik, namun juga mendapatkan pengalaman menghadapi banyak karakter dan peran yang merefleksikan atau akan diaplikasikan dalam kehidupan nyata. “Karena sesungguhnya setiap orang adalah aktor dalam drama kehidupannya masing-masing. Untuk menjadi aktor kehidupan yang sukses, maka seseorang harus memiliki kemampuan komunikasi, sehingga dapat menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata atau gerakan,” papar Mikhael.
Dr. Sri Ulya Suskarwati selaku Head of Undergraduate Program in Communication, menyatakan bahwa salah satu yang khas dalam kurikulum LSPR Institut adalah menyampaikan pesan komunikasi melalui pertunjukan seni. Capaian dalam pembelajaran pada wilayah ini adalah melalui berbagai kegiatan akademik dengan pendekatan Student Centered Learning, yaitu memfokuskan para Dosen dalam mendorong mahasiswa memahami keilmuan pada tataran pengetahuan, keterampilan, dan sikap. “Melalui model Project Based Learning, mahasiswa dilibatkan dalam merancang dan mengimplementasikan teori dan konsep yang telah dipelajari di dalam kelas. Theatre Festival ini menjadi salah satu project sebagai hasil karya dan kreativitas mahasiswa yang patut kita hargai. Kegiatan ini adalah upaya mereka dalam mengemas komunikasi melalui kegiatan pertunjukan dengan sentuhan seni dalam menyampaikan pesan kepada target audiens mereka,” ujarnya.
Dr. Yessy Gusman seorang artis senior yang juga menjadi salah satu pengajar di LSPR mengatakan “LSPR Theatre Festival yang diadakan setiap tahun merupakan sarana yang luar biasa bagi mahasiswa kami dalam belajar bagaimana mengkomunikasikan pikiran dan perasaan mereka melalui kerja sama sebagai satu tim dalam menyampaikan suatu pesan melalui sebuah karya seni. Hasilnya adalah pertunjukan teater yang indah melibatkan acting, tarian dan musik yang di ciptakan dengan sepenuh hati dan jiwa mereka dengan membawa pemahaman universal.” ujarnya.
Pada festival ini setiap kelas yang tergabung dalam The 28th LSPR Theatre Festival akan berkesempatan untuk mendapatkan penghargaan sesuai dengan penilaian dewan juri selama festival ini berlangsung pada Awarding Ceremony yang dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2023. Dewan juri yang bertugas selama 12 hari pertunjukan adalah dosen LSPR sekaligus putra almarhum Budayawan Arswendo Atmowiloto Soni Wibisono, Pendiri Teater Keliling Rudolf Puspa, serta Sutradara Teater Koma Rangga Riantiarno.