Ketua JSM: Perlu Kolaborasi Berbagai Elemen untuk Wujudkan Pilar Ketiga Muhammadiyah Yogyakarta,

News120 Dilihat

Yogyakarta, TrijayaNews.id – Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) siap untuk berkolaborasi dengan berbagai elemen di Muhammadiyah seperti majelis, lembaga dan organisasi otonom lainya. Dengan demikian konsolidasi kewirausahaan dan pengembangan ekonomi Muhammadiyah bisa cepat tercapai.

Selain itu juga berkolaborasi dengan berbagai pihak eksternal, seperti BUMN dan Swasta dalam mengembangkan pilar ketiga (bidang ekonomi) Muhammadiyah,

Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Pusat JSM Bambang Wijonarko dalam acara safari bisnis dan halal-bihalal JSM dengan tema “membangun ekonomi berkebudayaan dan berkemajuan” bertempat di aula Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (15/05).

Hadir dalam acara tersebut beberapa narasumber, seperti Ketua PWM DIY Gita Danu Prana, Budayawan Emha Ainun Nadjib, Munichy Edrees, Direktur Bisnis Bank KB Bukopin Syariah Agus Suhendro, Vice President Operation Antaraja Jimmy Krismiardhi, Bahana Batik Erwin Yuniarti dan Nugroho Dwi Sasongko dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Bambang menambahkan, untuk mengoptimalkan kolaborasi dengan elemen di Muhammadiyah, JSM akan mengoptimalkan peran dan fungsi Muhammadiyah Business Center (MBC) yang selama ini telah berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dalam membentuk inkubator dan kluster – kluster bisnis JSM.

“Tentunya kolaborasi ini akan disinergikan dengan elemen yang ada di Muhammadyah. Kami sadar untuk menggerakkan pilar ketiga itu tak bisa sendiri, karenanya diperlukan berbagai pihak dan kami,” ujarnya.

Adapun Ketua PWM DIY Gita Danu Prana mengatakan, selain JSM, Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan dalam menggerakkan ekonomi Muhammadiyah, juga perlu melibatkan Lazismu, Majelis Wakaf dan Majelis Pemberdayaan Muhammadiyah (MPM) untuk dilibatkan.

Hal ini tak lepas dalam pengembangan bisnis di Muhammadiyah tak bisa dipisahkan dengan pemberdayaan. “Keberadaan JSM harus bisa berkolaborasi dengan mereka untuk membangun koneksitas dan integrasi,”ucapnya.

Gita menambahkan, potensi ekonomi Muhammadiyah luar biasa besarnya. Salah satunya adalah tanah wakaf. Imbuhnya, di Yogya saja ada 240 hektar tanah wakaf yang belum dioptimalkan secara ekonomi.

“Disinilah peran dari JSM perlu adanya kolaborasi bisnis dalam memanfaatkan berbagai peluang ekonomi. Dan itu baru satu peluang. Padahal di Muhammadiyah banyak sekali potensi. Maka karya-karya JSM kedepan perlu mewujudkan peluang ekonomi itu,” jelasnya.

Permodalan Bank Syariah

Untuk mewujudkan karya bisnis yang bukan sekedar wacana bisnis, Ketua PWM DIY itu bilang bisa cepat diwujudkan asal ada konsolidasi yang terus menerus dilakukan JSM.

Sementara tentang permodalan dari bank syariah siap untuk memback-upnya. Hal ini disampaikan oleh Direktur Bank KB Bukopin Syariah Agus Suhendro, yang menyinggung bahwa produk-produk perbankan syariahnya memiliki banyak instrumen untuk menjembatani berbagai bisnis di Muhammadiyah. Bahkan sudah ada base practice pembiayaan kepada Amal Usaha Muhammadiyah baik pendidikan dan kesehatan yang sudah di praktekkan. Tinggal bagaimana untuk mengoptimalkannya itu diberbagai sektor yang ada selama ini.

“Maka dari itu kerjasama dengan JSM dan terwujudnya MBC – JSM adalah sebuah kolaborasi strategi dalam memaksimalkan peran bank syariah dalam mendukung pengembangan pilar ketiga Muhammadiyah,” terang Agus.*