Trijayanews.id, Jakarta – Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi akan terus mengupayakan bahan baku untuk program makan bergizi gratis, diambil langsung dari produsen lokal, atau dalam hal ini warga desa. Seperti telur, kentang, wortel, sayuran, bisa diproduksi oleh seluruh masyarakat Indonesia, terutama di warga di perdesaan.
Selain itu, ia juga berharap komponen-komponen dalam program tersebut tak ada yang impor. Menurutnya, kalua bisa tidak ada komponen impor dalam makan bergizi gratis ini. “Kita libatkan semua masyarakat untuk terlibat dalam proses rantai pasok makan bergizi gratis ini,” ujarnya di Jakarta, Rabu (5/11/2024).
Masih kata Arie, dalam program andalan pemerintah Probowo-Gibran ini, koperasi bisa dilibatkan dalam pemenuhan bahan bakunya. “Jadi mulai dari pemasokan, masuk bahan baku kan, Itu koperasi dilibatkan. Terus produksi makanannya sampai delivery-nya, pengantaran makanan ke anak-anak sekolah,” jelas Budi Arie, seperti dikutip Liputan6.com.
Perlu diketahui, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung sebagai janji saat kampanye lalu oleh Presiden Prabowo Subianto, kini telah memasuki masa uji coba oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Yang mana, uji coba ini dilaksanakan di 80 titik, dan diperkirakan pada 2 Januari 2025 akan memasuki fase perluasan yang direncanakan menjangkau seluruh provinsi di Indonesia.
Menurut Staf Ahli Kepala BGN, Ikeu Tanziha, “Hasil uji coba ini sangat penting sebagai acuan dalam mengembangkan standar operasional di unit-unit layanan gizi,” jelas Ikeu Tanziha, Staf Ahli Kepala BGN..
Ia menambahkan, uji coba di 80 titik yang telah dilakukan itu melibatkan berbagai unit pelayanan, seperti dapur umum dan layanan gizi mobile yang diprioritaskan untuk sekolah dan komunitas. “Alhamdulillah, program berjalan lancar dan menjadi modal bagi perluasan di tahun depan,” ujarnya dalam Forum Merdeka Barat (FMB9) dengan tema Makan Bergizi Gratis, Senin (4/11/2024).
Masih dijelaskan Ikeu, BGN merencanakan pendirian unit layanan di berbagai wilayah untuk memastikan distribusi makanan bergizi tepat sasaran. Mulai dari siswa sekolah hingga kelompok rentan lainnya. Pada tahap awal, program ini akan menyasar sekitar 15 – 20 juta anak di seluruh Indonesia. Sesuai dengan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun dari RAPBN 2025.
Ikeu juga memastikan, BGN akan mengintegrasikan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk UMKM dan sektor swasta dalam penyediaan bahan makanan bergizi lokal. Menurutnya, keterlibatan UMKM lokal sangat penting agar dana yang dialokasikan juga berdampak positif bagi ekonomi daerah. “Kami ingin memastikan bahan makanan yang diberikan memenuhi standar gizi sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional,” tutupnya.**