JAKARTA, TrijayaNews.id – PT Angkasa Pura II (Persero) melalui Unit Airport Learning Center meningkatkan standar latihan dalam mengakselerasi skill personel bandara.
Hari ini, PT Angkasa Pura II memperkenalkan Airport Digital Expedition Academy yang menyediakan pelatihan berbasis virtual reality (VR Training) pertama di Indonesia bagi personel bandara. Keberadaan akademi ini sekaligus menegaskan Transformasi Digital perseroan yang dijalankan sejak 4 tahun lalu.
Adapun lewat teknologi virtual reality berbagai skenario situasi yang mengancam keamanan dan keselamatan di bandara dapat disimulasikan mendekati kenyataan sebagai materi latihan bagi personel.
Di dalam tahap awal, pelatihan berbasis teknologi virtual reality disiapkan bagi personel Aviation Security (Avsec), Apron Movement Control (AMC), serta Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
Avsec, AMC dan PKP-PK sendiri merupakan tiga unit operasi mandatori di setiap bandara agar suatu bandara dapat beroperasi denga standar dan prosedur berbasis 3S+1C.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan peluncuran Airport Digital Expedition Academy menyediakan berbagai aspek pelatihan berbasis digital dan yang pertama diterapkan adalah dengan menggunakan perangkat virtual reality.
Lebih lanjut, ujar Muhammad Awaluddin, berdasarkan suatu penelitian pelatihan berbasis virtual reality sebesar 75% lebih efektif dibandingkan dengan misalnya group discussion (50%), demonstrasi (30%) dan audio-visual (20%)
“Pelatihan berbasis virtual reality sangat tepat untuk melihat kemampuan personel bandara secara terukur dan detail. Misalnya, melalui teknologi virtual reality dapat dengan mudah untuk melakukan passenger profiling dan dapat dengan efektif disimulasikan misalnya untuk kondisi penumpang yang terlihat grogi karena membawa narkoba atau suspect teroris yang dapat mengancam keamanan, dan itu harus bisa diprofiling oleh Avsec. Untuk personil PKP-PK juga dapat mencoba dan mengukur lebih tepat strategi apa untuk mengatasi suatu insiden terkait yang mengancam keselamatan penerbangan di bandara.”
“Pelatihan menggunakan teknologi virtual reality ini sama halnya misalnya dengan pelatihan pilot menggunakan simulator. Kami berharap skill personel operasi bandara akan semakin baik dan terasah secara berkelanjutan,” jelas Muhammad Awaluddin.
Pelatihan berbasis teknologi virtual reality ini akan mengambil porsi 75% dari total kurikulum latihan personel, sementara sebesar 25% masih akan dilakukan pelatihan secara fisik.
“Di tengah pandemi ini, pelatihan berbasis teknologi virtual reality juga sangat tepat dilakukan dibandingkan dengan kita tetap secara penuh menggelar pelatihan konvensional yang mengharuskan adanya orang berkumpul dalam jumlah banyak,” jelas Muhammad Awaluddin.
Perangkat virtual reality yang digunakan dalam pelatihan personel PT Angkasa Pura II adalah VR Headset, VR-ready computer, VR gloves, Gas & break foot pedals dan joysticks. Perangkat tersebut dilengkapi juga dengan software atau modul untuk pelatihan.
Seluruh perlengkapan tersebut diinstalasi di gedung Airport Learning Center (ALC) yang ada di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. ALC sendiri adalah pusat pelatihan pendidikan milik PT Angkasa Pura II untuk mengantisipasi perubahan di masa mendatang terkait Business Model Variability, Infrastructure/Operation Complexity, dan kebutuhan Dynamic Competencies bagi para personil operasi bandara.