JAKARTA, TrijayaNews.id – Kebutuhan industri grafika terhadap tinta cetak terus meningkat seiring dengan peningkatan produksi, khususnya industri kemasan. Namun bahan baku tinta cetak tersebut berbasis minyak bumi dan sebagian besar merupakan produk impor.
Direktur Polimedia, Purnomo Ananto menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan industru terhadap tinta cetak yang terus meningkat, khususnya industri kemasan.
“Upaya-upaya terus kami lakukan, salah satunya melalui kegiatan ini. Kegiatan produksi harus tetap berjalan, sehingga penting bagi kita untuk memenuhi kebutuhan tinta cetak yang ramah lingkungan, khususnya industri kemasan” jelas Direktur Polimedia, Purnomo Ananto kepada wartawan di Kampus Polimedia, Jakarta (14/10/2021).
Sebagai salah satu kontribusi terhadap teknologi rekayasa material tinta cetak, dosen Prodi Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif, Gema Sukmawati Suryadi mengembangkan tinta cetak offset berbahan biodiesel sawit sebagai pengganti solvent berbasis minyak bumi.
Gema dan tim riset melaksanakan penelitian dengan dukungan pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam program Grant Riset Sawit 2020. Penelitian tersebut dilaksanakan selama periode 2020-2022.
“Penelitian yang sedang kami lakukan saat ini telah menghasilkan dua produk luaran, yaitu varnish dan tinta cetak offset. Varnish yang kami kembangkan menggunakan solvent Fatty Acid Methyl Ester yang biasa dikenal dengan istilah biodiesel sawit. Kemudian varnish tersebut menjadi bahan baku penyusun tinta cetak offset selain pigment dan beberapa bahan aditif lainnya, ” kata Gema.
“Kami telah menghasilkan prototipe tinta cetak offset Cyan, Magenta, Yellow, dan Black dan melakukan pengujian di Laboratorium Pengujian Bahan Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif. Hasil menunjukkan bahwa tinta ini dapat memenuhi nilai standar warna yang ditargetkan dalam ISO 12647-2. Selain itu tinta sawit ini memiliki nilai Volatile Organic Compound (VOC) yang lebih rendah daripada tinta cetak offset konvensional, sehingga lebih ramah lingkungan” ujarnya.
“Saat ini penelitian masih berlangsung di tahun kedua. Kami melakukan demonstrasi cetak pada mesin cetak skala industri terbatas dan mempersiapkan pendaftaran HKI. Selain itu, kami juga melakukan studi tekno-ekonomi terhadap produk tinta untuk mengkaji peluang hilirisasi bersama industri,” ungkapnya.
Ia mengatakan produk inovasi hasil penelitian ini dapat meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor produk tinta cetak di Indonesia. Pemanfaatan biodiesel sawit sebagai sumber daya lokal dalam tinta cetak juga diharapkan dapat menambah diversifikasi produk hilir olahan sawit dan turunannya sebagai substitusi produk kimia berbasis minyak bumi.