Trijayanews.id, Sukabumi – Kegiatan kunjungan industri yang dilakukan siswa-siswi sekolah kejuruan atau SMK, baik swasta maupun negeri sudah menjadi agenda rutin. Sebab, dengan mengunjungi sebuah perusahaan atau industri, mereka bisa melihat gambaran pekerjaan yang nantinya akan dilakukan.
Seperti yang telah dilakukan para siswa Sekolah Menengah Kejuruan Laboratorium Islamik dan Teknologi (SMK Labitech) Jakarta, Pondok Kopi, Durensawit, Jakarta Timur.
Adapun perusahaan atau industri yang dituju adalah PT Amerta Indah Otsuka, produsen minuman kesehatan Pocari Sweat, dll dan perusahaan PT Yakult Indonesia Persada yang memproduksi minuman kesehatan Yakult, di desa Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat.
Dalam kunjungan industri tersebut, para pelajar diberikan kesempatan oleh pihak pabrik, melihat langsung proses produksi dan mengamati bagaimana kegiatan operasi sebuah perusahaan. Juga diberi penjelasan secara rinci oleh pihak manajemen baik proses produksi hingga pendistribusiannya.
Singkatnya, mereka mendapatkan gambaran sebuah pekerjaan di bidang kompetensi/keahlian yang sudah ajarkan di sekolah.
Dengan demikian, kunjungan industri menjadi penting untuk dilakukan. Karena para siswa setelah lulus dan terjun ke dunia kerja tidak kaget dan lekas dapat menyesuaikan dengan lingkungan kerja.
“Iya, dari pihak penyelenggara pendidikan dan pemerintah pun berharap, dengan kegiatan kunjungan industri ini para siswa SMK akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan dunia kerja atau lingkungan perusahaan,” ujar Momon Darmawan Kepala SMK Labitech Jakarta, saat pimpin rombongan, di halaman PT Yakult Indonesia Persada, Senin, (20/3).
Momon menambahkan, anak didiknya nantinya saat diterima di dunia kerja mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan perusahaan. Selain itu, dapat menambah berbagai ilmu pengetahuan tentang dunia industri.
Dalam kegiatan luar sekolah itu, mereka di sambut oleh pihak manajemen pabrik secara antusias dan humanis. Pihak manajemen memberikan informasi tentang bagaimana dan asal usul perusahaan, hingga pendistribusian produknya ke tangan masyarakat.
Bahkan di PT pemroduksi Pocari Sweat, para siswa diberikan game atau ikut mensimulasikan bagaimana menjadi seorang yang tampil di manapun dengan badan selalu fit.
Tepatnya mereka terlibat sebagai pelaku dalam permainan gambar tiga dimensi, sebagai penyelamat rekan-rekannya yang kemas akibat dehidrasi tubuh. Permainan ditutup dengan berhasil penyelamatan. Kawan mereka kembali pulih sehat dan fit karena asupan ion di tubuhnya.
Demikian di PT Yakult Indonesia Persada, pihak perusahaan, selain menjelaskan asal usul perusahaan, proses produksi dan pendistribusiannya, juga tentang kepedulian sosial perusahaan terhadap lingkungan masyarakat luas. Yaitu dengan program CSR.
Dimana saja dan siapa pun bisa mengajukan program tersebut, sepanjang masih relevan dengan cakupan yang digariskan.
Tak ketinggalan dalam sesi tanya jawab, Deden Sugiri, salah satu guru pendamping kunjungan industri, menanyakan bagaimana jika sekolahnya ingin dilibatkan dalam program CSR.
Kata pihak manajemen bisa saja, dan ajukan programnya, bila sesuai katanya akan diproses.*