Bogor – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggelar Nota Kesepakatan antara PT Transportasi Jakarta dengan Perumda Transportasi Pakuan di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Kamis (11/5/2023).
Nota kesepakatan ini terkait kerja sama peningkatan kapasitas manajemen Perumda Transportasi Pakuan Kota Bogor dalam integrasi layanan dan penyelenggaraan angkutan umum massal ‘Trans Pakuan’.
“Nota kesepakatan ini menyambungkan layanan Trans Pakuan dengan Trans Jakarta sambil belajar best practices dari Jakarta, kalau sudah ada kerja sama standar Trans Pakuan juga akan naik,” ujar Wali Kota Bogor, Bima Arya.
Penandatanganan nota kesepakatan ini kata dia, bagian dari strategi utama Kota Bogor untuk mengurai persoalan kemacetan. Pasalnya, selama sepuluh tahun ini ada empat kebijakan yang dilakukan untuk mengurangi kemacetan. Pertama yakni kebijakan re-distribusi fungsi yakni mengatur wilayah pelayanan agar tidak terkonsentrasi di pusat kota. Diantaranya dengan memindahkan Balai Kota ke Katulampa.
Kedua, pembangunan infrastruktur atau akses jalan dengan membangun jalan R3, jalan R2, jalan BIRR, jalan BORR, exit toll, termasuk pelebaran jembatan Otista yang saat ini sedang dikerjakan.
“Kebijakan ketiga yakni konversi atau memindahkan kebiasaan warga dari memakai kendaraan pribadi ke transportasi publik yang nyaman. Dilakukan dengan cara konversi angkot ke bus dan hadirnya Biskita,” sebutnya.
Bima Arya melanjutkan, kebijakan keempat yang juga sangat penting yakni integrasi. Penduduk Kota Bogor ada 1 juta dan Kabupaten Bogor ada 5 juta. Jadi tidak bisa ditampik terdapat faktor mobilitas orang yang padat di sekitar Jabodetabek, mengingat setiap hari saja ada 800 ribu orang Bogor yang ke Jakarta dan di akhir pekan ada 400 ribu orang Jakarta yang datang ke Kota Bogor.
“Kalau tidak saling terintegrasi Bogor bisa ‘selesai’. Makanya setiap tahun selalu mengajukan proposal ke Jakarta terkait isu banjir dan transportasi namun belum ada yang disetujui. Kami pernah mengajukan permintaan bantuan pengadaan bus dan terminal bubulak jadi TOD. Kalau terminal bubulak nyaman disertai dengan Trans Jakarta yang langsung tembus sampai ke terminal bubulak, maka akan jauh mengurangi kendaraan masuk ke jakarta,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Perumda Trans Pakuan Bogor, Rachma Nissa Fadliya mengatakan, ini merupakan nota kesepakatan terkait kerja sama peningkatan kapasitas manajemen Perumda Transportasi Pakuan Kota Bogor dalam integrasi layanan dan penyelenggaraan angkutan umum massal ‘Trans Pakuan’ yang mudah-mudahan bisa segera diaplikasikan dalam bentuk kerja sama dan transfer ilmu dari Trans Jakarta kepada Trans Pakuan.
“Rencananya pertengahan tahun nanti titik pemberhentian Trans Pakuan bisa sampai ke Cibubur. Dengan penambahan titik pemberhentian ini kami berharap bisa mengurangi kemacetan, karena ada shifting dari kendaraan pribadi ke Trans Pakuan,” katanya