TrijayaNews.id, Palangkaraya – Hilirisasi komoditas unggulan daerah menjadi salah satu upaya, dalam meningkatkan kualitas dan memperluas lapangan kerja. Upaya tersebut guna mendukung terciptanya kemajuan dan kemakmuran bangsa. Sehingga prediksi pada 2045 Indonesia menjadi negara maju bukan catatan kosong. Dimana pendapatan perkapita juga harus tumbuh minimum mencapai 12.000 dolar AS, dari yang sekarang 4.500 dolar AS.
Demikian ditegaskan Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki, dalam acara opening ceremony dan harvesting Gernas BBI dan BBWI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat, (14/7).
Ia menambahkan, sekitar 97% lapangan kerja terserap pada segmen usaha mikro di sektor informal. Karena itu, kata dia pihaknya diminta Presiden agar segera melakukan hilirisasi, selain mineral. “Dengan melakukan hilirisasi berbasis perkebunan, pertaninan dan kelautan, yang juga melibatkan koperasi dan UMKM, maka akan melahirkan lapangan kerja yang lebih berkualitas,” ujarnya.
Masih kata Teten, Indonesia kaya akan keunggulan domestiknya, sebagai contoh di Kalimantan, ada 10.000 ton rotan per bulan yang hingga saat ini baru terserap ke dalam industri furnitur sebesar 1.000 ton. Selain itu, terdapat tanaman obat-obatan lainnya yang bisa dimanfaatkan, sebagai ekstrak untuk kebutuhan industri farmasi.
“Jika komoditas unggulan daerah bisa dihilirisasi dengan baik, ini akan membuka lapangan kerja. Jadi nanti kita akan bekerja sama dengan kepala daerah untuk menghadirkan investor, termasuk mengembangkan inovasi produknya,” tandasnya.
Berdasar itulah, MenkopUKM menyatakan optimisme, Indonesia bisa menjadi negara maju, dengan kesejahteraaan yang meluas dan merata.
Gernas BBI dan BBWI Kalteng
Suksesnya program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia (Gernas BBWI), menurut MenkopUKM menjadi pemantik dalam menumbuhkan semangat, bukan hanya bagi kementerian/lembaga (K/L) dan BUMN dalam mengalokasikan belanja APBN 40 persen. Namun juga meningkatkan penggunaan produk lokal di kalangan masyarakat.
Menurutnya, peran pemerintah daerah sangat strategis dalam mendukung suksesknya Gernas BBI dan Gernas BBWI. “Dengan begitu kita bisa semakin optimistis ekonomi Indonesia semakin kuat, karena konsumsi masyarakat dalam penggunaan produk lokal meningkat, juga belanja pemerintah,” tegas Teten.
Adapun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Gernas BBI dan BBWI menjadi upaya untuk membangun Indonesia yang kuat dan berdaya saing di kancah internasional.
“Dengan membangkitkan semangat kebanggaan produk Indonesia dan pariwisata di tanah air, kita perkuat fondasi pembangunan ekonomi, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan memperkuat indentitas sebagai bangsa yang kreatif dan berbudaya,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menambahkan, dalam upaya memajukan ekonomi bangsa, peran serta UMKM tak bisa dilepaskan, sehingga ke depan diperlukan peningkatakan kapasitas, inovasi, dan kreasi pelaku UMKM.
“Inovasi dan kreativitas perlu untuk memajukan ekonomi bangsa dan UMKM. Hal ini bertujuan agar produk unggulan kita bisa bersaing dan kita pasarkan secara nasional bahkan internasional,” kata Perry Warjiyo.
Hal senada juga disampaikan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo, bahwa saat pandemi Covid-19, aktivitas perekonomian sempat terkendala. Maka, hadirnya kegiatan Gernas BBI dan BBWI diharapkan dapat membangkitkan perekonomian di Provinsi Kalimantan Tengah.
“Potensi yang dihadirkan Gernas BBI dan BWI luar biasa. Kami berharap ajang ini dapat terus berlanjut lewat dukungan berbagai pihak, terutama dari Pemerintah Pusat untuk bisa terus memotivasi dan mendukung UMKM di wilayah kami,” harap Pratowo.**