Melalui Entrepreneur Hub Mimpi KemenkopUKM Lahirkan Wirausaha Andal

Koperasi & UKM14 Dilihat

TrijayaNews.id, Jakarta – Dalam rangka meningkatkan rasio kewirausahaan hingga 3,95% pada 2024 yang diharapkan mampu lahirkan entrepreneur andal, inovatif dan kompetitif dalam persaingan global, salah satunya melalui platform Entrepreneur Hub. Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) menggandeng berbagai pihak atau kolaborator.

Entrepreneur Hub ini merupakan platform yang diinisiasi KemenkopUKM, bekerjasama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi DKI Jakarta, Komunitas Tangan Di Atas, Perguruan Tinggi (Universitas Bina Nusantara, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Mercu Buana, Universitas Podomoro dan Universitas Trisakti). Juga sektor swasta, seperti BTPN, PVG dan Rumah Zakat Indonesia.

Menurut Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki dalam kegiatan Entrepreneur HUB Jakarta bertajuk ‘Pengembangan Ekosistem Kewirausahaan untuk Mewujudkan Wirausaha Mapan, Usaha yang Inovatif dan Berkelanjutan,’ di Jakarta, Rabu (5/4). Mengatakan, Indonesia perlu menyiapkan entrepreneur andal. Meskipun jumlah UMKM cukup banyak sekitar 64 juta, tetapi sebagian besar masih berskala usaha mikro atau ekonomi subsisten. Sehingga perlu disiapkan secara serius keinginan menjadi entrepreneur.

Imbuh menteri, dii negara maju rasio kewirausahaannya mencapai 10 – 12 persen. Sehingga Indonesia harus mampu melahirkan anak muda berpendidikan tinggi yang masuk dunia bisnis. “Mendorong anak muda atau educated people berbisnis, supaya pengusaha kita bisa bersaing di kancah dunia,” ujarnya.

Selain itu kata Teten, juga memiliki target ambisius di mana 1 juta wirausaha baru bisa lahir pada 2024 dalam proses menuju negara maju. Namun masih ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan kerja keras, guna mengantarkan Indonesia menjadi negara maju.

Lanjut dia, selama ini pihaknya juga mendorong pengembangan ekosistem entrepreneur. Misalnya, ekosistem yang terhubung ke digital supaya para pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan. UMKM pun terhubung ke rantai pasok industri, menjadi pemasok komponen bahan baku, serta barang jadi. “Dengan demikian UMKM tidak terpinggirkan, tetap menjadi rantai pasok industri, bagian dari industrialisasi,” tegasnya.

Jelas Teten, saat ini baru sekitar 7 persen UMKM yang masuk rantai pasok indutri. Karenanya, perlu didorong ekosistemnya dengan pembentukan KUR Klaster. Sedang yang sudah terhubung ekosistem digital ke rantai pasok, akan memudahkan perbankan dalam memberikan pinjaman.

Termasuk mendorong konsolidasi usaha-usaha kecil ke koperasi. Mengingat kata Teten, pelaku usaha mikro susah naik kelas kalau berbisnis sendiri-sendiri. Maka, dengan bergabung ke koperasi akan memudahkan usaha mikro tumbuh berkembang. “Belanja Pemerintah sebesar 40% ke produk UMKM juga menjadi bagian dari ekosistem dalam menjamin UMKM punya captive market,” jelasnya.

Pembiayaan juga kata MenkopUKM, masih menjadi masalah utama, lantaran gap pemberian kredit yang masih besar. Dimana kredit perbankan ke UMKM baru sekitar 21%, sementara lapangan kerja diciptakan 90% oleh UMKM. “Hal ini mesti di-adressed. Perbankan mengurangi risiko bisnis UMKM lantaran NPL yang tinggi. Kita bisa buat ekosistem tadi supaya gap pembiayaan bisa diminimalisir,” jelasnya lagi.

Selain itu, pihaknya kata Teten juga terus mendorong UMKM go digital, dan yang mengalami kesulitan aset akan di-match dengan agenda besar. Dengan kemudahan pembiayaan UMKM melalui credit scoring. Diharapkan ekosistem sama-sama dimunculkan inkubator bisnis di berbagai daerah dan kampus.

“Kita harapkan Entrepreneur Hub ini terus implementatif, inovatif dan berkelanjutan, serta meningkatkan peran pemangku kepentingan dalam pengembangan kewirausahaan, sehingga angka rasio kewirausahaan di Indonesia akan meningkat,” tandasnya.

Adapun Deputi Bidang Kewirausahaan KemenkopUKM Siti Azizah menjelaskan, Entrepreneur Hub tersebut telah sukses mengkurasi 100 orang pelaku UMKM berkompeten usulan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi DKI Jakarta, Komunitas Tangan Di Atas, dan 5 Perguruan Tinggi.

Kegiatan ini akan dilaksanakan selama tiga bulan, dari kick-off pada 4-6 April 2023. Agenda kick off berisi pelatihan dan mentoring ini, peserta yang akan dibekali materi dalam 11 modul berkelanjutan. Yang nantinya akan dilaksanakan dalam 5 sesi utama secara bertahap. Acara tersebut mendapat dukungan penuh dari BTPN, PVG, dan Rumah Zakat Indonesia.

Untuk matchmaking forum, kata Azizah, para peserta bertemu dengan beberapa mitra pengusaha yang telah berhasil membangun ekosistem usaha. Mereka dapat belajar ataupun membangun kolaborasi dengan tujuan untuk pengembangan usaha. “Dalam forum ini akan dilaksanakan on-boarding produk peserta di platform para mitra digital, seperti PaDi UMKM, BUMN, start-up, dan e-commerce, serta e-katalog LKPP,” jelasnya.

Selanjutnya Meet the Investor forum, di mana para peserta akan dipertemukan dengan para calon investor dan melakukan pitching dengan tujuan agar bisa mendapatkan dukungan pembiayaan ataupun investasi jangka panjang.

Azizah merinci, setiap sesi akan difasilitasi oleh pemangku kepentingan yang terlibat. Di antaranya, pelatihan Sesi I difasilitasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM, pelatihan Sesi II yang difasilitasi oleh Universitas Podomoro, pelatihan Sesi III akan difasilitasi oleh Universitas Mercu Buana, Match Making Forum yang akan difasilitasi oleh Asdep Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha (PTIIU).

Kemudian, pelatihan Sesi IV yang akan difasilitasi oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, KUKM DKI Jakarta, Pelaksanaan Mentoring Forum Akhir yang akan difasilitasi oleh Universitas Trisakti, dan Sesi VII sekaligus Meet the Investor yang akan difasilitasi oleh Asisten Deputi Pembiayaan, Deputi Bidang Kewirausahaan.

Dalam kesempatan itu, Wakil Walikota Jakarta Selatan Edi Sumantri juga mengapresiasi KemenkopUKM yang menginisiasi Entrepreneur Hub. Ia menilai sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM, terutama dalam pengembangan usaha dengan investasi.

Kata Edi, hal ini sejalan upaya Pemprov DKI Jakarta menumbuhkan wirausaha terpadu melalui JakPrenuer, platform pengembangan kewirausahaan di Jakarta, melalui pendaftaran, pelatihan, pendampingan, perizinan, pemasaran, laporan keuangan, dan akses permodalan.

Saat ini, DKI Jakarta melalui JakPreneur juga telah membina 300 ribu anggota pelaku UMKM. “Ke depan kita harapkan program JakPreneur mampu bersinergi dengan program Pemerintah Pusat melalui KemenKopUKM, salah satunya melalui Enterprenuer Hub yang melibatkan 100 UMKM,” ujarnya. (*).