Jumat, Oktober 11, 2024

Sosialisasi di Pondok Pesantren, Dokter Hasto Sampaikan Tips Cegah Stunting Lewat Asupan Telur dan Ikan Lele

YOGYAKARTA, TrijayaNews.id – Pencegahan stunting merupakan hal prioritas. Apabila anak terlanjur stunting dapat berpengaruh hingga dewasa. Stunting merupakan masalah malnutrisi yang menyebabkan gangguan pertumbuhan pada balita.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo saat sosialisasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di hadapan ribuan orang jamaah Pondok Pesantren Nurul Qur’an Kokap Kulon Progo pada Minggu (17/9/2023).

Dalam acara ini, Dokter Hasto memberi bantuan telur kepada 15 keluarga penerima untuk 6 bulan, dirinya berpesan kepada penerima agar memberikan telur tersebut sebagai asupan protein untuk anak-anaknya. Selain itu diberikan juga santunan untuk 40 anak yatim.

Dokter Hasto mengingatkan kepada jama’ah terkait arahan Presiden Joko Widodo bahwa target penurunan stunting di 2024 di angka 14 persen.

“Kondisi di Indonesia saat ini, dari 100 orang sekarang masih ada 21 orang yang stunting. Di kulonprogo sendiri, dari 100 orang yang stunting ada 15 orang,” papar Dokter Hasto.

Menurut survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Kulonprogo 15,8 persen dari total populasi anak dengan usia di bawah lima tahun.

Dokter Hasto menjelaskan kepada jama’ah mengenai stunting dan penyebabnya.

“Stunting sudah pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting. Apabila baduta stunting, cenderung memiliki perkembangan kognitif yang kurang maksimal, nanti di masa dewasanya tertinggal karena kemampuan produktivitasnya rendah dan mudah terkena penyakit,” jelas Dokter Hasto.

“Stunting itu salah satunya disebabkan ketika anak sebelum 2 tahun dia kekurangan gizi, lalu tidak sehat tidak diimunisasi, serta cara mengasuhnya yang belum optimal,” tambah Dokter Hasto mengenai penyebab stunting.

Lebih lanjut Dokter Hasto mengatakan bahwa stunting sendiri dapat dicegah yaitu dengan memenuhi kebutuhan gizi dan asupan protein hewani,

“Stunting itu lebih mudah dicegah daripada yang sudah stunting. Salah satu cara mencegahnya dengan mengkonsumsi telur secara kontinu sebagai sumber protein hewani,” kata Dokter Hasto.

Baca Juga :  Pandemi Tak Halangi Jadi Orang Tua Hebat, Gali Potensi Anak dan Jadi Idola Anak

Dokter Hasto menyebutkan sumber protein murah lainnya seperti ikan lele, menurutnya lele sangat baik karena kandungan asam aminonya sangat berguna bagi nutrisi ibu hamil.

“Lele mengandung DHA, Omega 3, apabila Bapak Ibu memberikan telur kepada anak sebelum 2 tahun maka pertumbuhan otaknya sangat pesat,” ujar Dokter Hasto.

Kepada para jama’ah yang hadir, Dokter Hasto menjelaskan bahwa lingkungan yang bersih juga berpengaruh terhadap terjadinya stunting. Dirinya mengimbau untuk tidak buang air di sungai karena dapat menyebabkan pengaruh buruk.

“Kita tidak melakukan buang air besar di sungai, melainkan di WC, dimana sudah ditutup menggunakan air sehingga tidak bau,” katanya.

“Kalau pakai wc cemplung (di sungai) nanti banyak lalat, kalau lalatnya menclok di makanan bisa menyebabkan diare, nah kalau anak diare terus nanti pertumbuhannya terganggu,” jelas DokterbHasto sambil menanyakan apakah masih ada jama’ah yang belum menggunakan MCK yang baik, namun jama’ah menyebut sudah tidak ada yang buang air di sungai.

Menyinggung tren nikah dini yang masih tinggi, Hasto menghimbau kepada para jama’ah untuk memperhatikan usia nikah yang ideal,

” _Ojo kawin bocah_, jangan menikah dengan usia kurang dari 21 tahun, jangan sampai ada janda usia sekolah ya Bapak Ibu,” ujar Dokter Hasto sambil berkelakar.

“Apabila kepepet sebelum 20 tahun menikah, jangan hamil dulu, bisa menggunakan kondom. Jangan terlalu muda, terlalu tua di atas 35 tahun, agar anaknya sehat dan tidak stunting,” terangnya.

Pesan Presiden sebelum 2035 populasi masyarakat di Indonesia yang tua lebih banyak daripada kaum muda, “yang tua umumnya pendidikannya rendah, lebih banyak perempuan karena harapan hidup perempuan lebih panjang. Maka sebelum 2035 kita harus memperhatikan para perempuan, menjelang Indonesia Emas agar tidak ada yang stunting dan sehat,” harap hasto.

Baca Juga :  Pemerintah Targetkan Angka Prevalensi Stunting di Bawah 14 Persen pada 2024

“Keluarga kita urus dengan sebaik baiknya sehingga sakinah, mawadah, wa rahmah. Semoga anak cucu kita nanti dapat berguna bagi bangsa dan negara,” ujar dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terkini

Investor Daily Summit 2024, Lo Kheng Hong Ungkap 6 Kriteria Ideal Saham Layak Beli, BNI Masuk List

Trijayanews.id, Jakarta - Investor kawakan, Lo Kheng Hong, mengungkapkan enam kriteria ideal yang harus dipenuhi oleh perusahaan, sebelum dia memutuskan untuk berinvestasi saham. Dalam...

KemenkopUKM dan UGM Sepakat Dampingi UMKM Naik Kelas

Trijayanews.id, Jakarta- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) berkolaborasi dengan Universitas Gajah Mada (UGM), melakukan pendampingan usaha terhadap ratusan pelaku usaha kecil dan mikro, di...

Ajang PLUT Award, MenkopUKM Minta PLUT-KUMKM Fokus Kembangkan Komoditas Unggulan

Trijayanews.id, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menekankan, bahwa setiap Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM harus mulai fokus mengembangkan produk...

Arsjad Rasjid Pimpin Delegasi Bisnis Indonesia untuk ASEAN di ASEAN Leaders Interface Meeting

Trijayanews.id, Jakarta - Arsjad Rasjid, Ketua ASEAN-BAC dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memimpin delegasi bisnis Indonesia dalam pertemuan ASEAN Leaders...

Sentra Dharma Guna Bengkulu Raih Penghargaan Nasional: Inovasi Batik Eco Print sebagai Terapi Disabilitas Mental

Bengkulu,  TrijayaNews.id – Sentra “Dharma Guna” di Bengkulu mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih penghargaan dalam kategori Top Inovasi Pelayanan Publik Kelompok Replikasi dari Kementerian...

Berita Terkait

Tentang Kami

Ikuti Kami

Copyright @ 2020 TrijayaNews.id. All right reserved