JAKARTA – Pakar komunikasi politik sekaligus Direktur Nusakom Pratama Institute Ari menilai ucapan Prabowo, yang mengeluarkan umpatan ‘ndasmu etik’ di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerindra, menunjukan sifat asli Prabowo yang antikritik. Ia juga menilai, pola komunikasi yang terbangun di otak Prabowo dan persepsi ucapan Prabowo tidak singkron.
“Pernyatan-pernyataan Prabowo baik dalam forum debat maupun dalam forum resmi dan internal partai semakin menunjukkan adanya ketidaksingkronan pola komunikasi yang terbangun di otaknya dengan persepsi ucapannya,” kata Ari saat dihubungi.
Dalam psikologi komunikasi, sambung Ari, kondisi seperti Prabowo sangat tidak layak untuk dijadikan pemimpin karena ketidakmampuan olah verbalnya.
“Pelarian dari jawaban yang harus diberikan dalam debat dengan berjoget dan mencibir serta emosinal yang tidak tertahankan, sudah lebih dari cukup dari indikasi dari ketidakberesan pengolahan verbal dan non-verbal,” ucap Ari yang juga sebagai pengajar di berbagai universitas di tanah air ini.
Seperti diketahui, beredar potongan video Prabowo Subianto di acara rakernas Gerindra yang digelar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (15/12/2023). Dalam video tersebut, Prabowo seolah-olah menyinggung pertanyaan dari capres nomor urut 1, Anies Baswedan saat debat perdana yang mempertanyakan perasaan Prabowo soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres pendampingnya.
“Bagaimana perasaan Mas Prabowo? Soal etik, etik, etik, ndasmu (kepalamu) etik,” kata Prabowo dalam potongan video tersebut yang disambut tepuk tangan keras dari seluruh kader gerindra yang hadir di Rakornas tersebut.
Sebelumnya, Anies menyebut putusan MK yang memuluskan jalan Gibran Rakabuming sebagai cawapres itu cacat lantaran melibatkan pelanggaran etika berat Ketua MK Anwar Usman saat itu, sebagaimana putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) pada 7 November lalu. Anwar Usman sendiri merupakan Paman dari Gibran dan juga adik ipar dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).