Perkuat Integrasi Rantai Pasok Aluminium Nasional, SGAR Fase II Dimulai

Kebutuhan aluminium nasional terus meningkat, oleh karena itu terus memperkuat pasokan dan rantai pasok agar dapat mendukung industrialisasi sektor manufaktur Indonesia di masa depan.

Nasional75 Dilihat

Trijayanews.id, Jakarta – BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID, melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) semakin memperkuat integrasi rantai pasok aluminium nasional.

Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) akan memasuki fase II untuk melengkapi SGAR Fase I, yang memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun, PP PP PP 0plldan ditargetkan mulai beroperasi penuh pada kuartal I 2025.

Dengan pengembangan ini, total kapasitas produksi alumina di Mempawah, Kalimantan Barat, akan mencapai 2 juta ton per tahun.

Proyek SGAR Fase II saat ini berada dalam tahap persiapan penyelesaian Bankable Feasibility Study (BFS) dan Final Investment Decision (FID), yang ditargetkan rampung pada tahun 2025. Dokumen kedua ini akan menjadi dasar untuk memulai proses Engineering, Procurement, and Construction (EPC). LP

Sebagai bagian dari strategi hilirisasi, INALUM juga akan membangun smelter aluminium baru guna menyerap alumina yang dihasilkan, sekaligus memperkuat rantai pasok industri aluminium nasional.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, menyampaikan bahwa proyek ini tambah merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai mineral Indonesia. Dengan integrasi yang lebih kuat, proyek ini akan menjawab kebutuhan aluminium nasional yang saat ini mencapai 1,2 juta ton per tahun.

“Kami melihat kebutuhan aluminium nasional terus meningkat. Oleh karena itu, kami memperkuat pasokan dan rantai pasok agar dapat mendukung industrialisasi sektor manufaktur Indonesia di masa depan,” ujar Dilo.

Ia juga menambahkan bahwa dengan ekosistem rantai pasok aluminium yang semakin solid, Grup MIND ID akan memperkuat eksplorasi cadangan bauksit guna memastikan kelangsungan pasokan bahan baku.

“Cadangan bauksit nasional saat ini tercatat sebesar 158,83 juta ton, sementara kebutuhan produksi akan terus meningkat di masa mendatang,” jelasnya.

Selain memperkuat industri, pengembangan SGAR Tahap II juga diharapkan memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Proyek ini berpotensi memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi hingga 5,5 persen pada tahun 2025, sekaligus mendorong peningkatan investasi, penyerapan energi kerja, serta pemerataan ekonomi di daerah.

Hal ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan ekonomi Indonesia semakin berdaulat dan tumbuh lebih kuat menuju Indonesia Emas, tutupnya.

Direktur Utama INALUM Ilhamsyah Mahendra menyampaikan, pengiriman perdana alumina dari Mempawah ke Smelter aluminium INALUM di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, diharapkan akan berlangsung pada akhir April 2025.

“Kami bersyukur semua proses di lapangan berjalan sangat baik, dan kami dalam tahap menuju kapasitas 100%. Harapannya akhir April, alumina pertama bisa dikirim di site Kuala Tanjung,” ujar Ilham.

Adapun, Ilham menjelaskan smelter aluminium INALUM saat ini memiliki kapasitas produksi aluminium hingga sebesar 275.000 ton per tahun. Seluruh hasil produksi diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan aluminium domestik.

“Dengan rencana ekspansi SGAR Fase II, maka kebutuhan aluminium domestik akan lebih banyak dipasok oleh mineral dalam negeri, guna memperkuat ketahanan mineral Indonesia,” tutupnya.*