Trijayanews.id, Bandung – Bung Hatta meyakini koperasi bukan sekadar bentuk usaha, tetapi merupakan jalan menuju transformasi sosial dan ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pelaku utama.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono, saat menjadi Keynote Speech pada Seminar Nasional Pemikiran Bung Hatta, di Kota Bandung, Sabtu (10/5).
Menurutnya, Bung Hatta menekankan bahwa koperasi adalah alat perjuangan rakyat untuk membebaskan diri dari belenggu kapitalisme dan ketimpangan.
Tak hanya itu, lanjut Wamenkop Ferry, koperasi yang juga sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat dan mewujudkan kemandirian ekonomi, dapat diimplementasikan dengan koperasi yang memiliki nilai tambah dan berjiwa wirausaha. “Gagasan koperasi Bung Hatta tidak bisa dilepaskan dari landasan konstitusional bangsa kita, yaitu Pasal 33 UUD 1945,” tegasnya.
Masih ungkap Wamenkop, dalam pasal itu ditegaskan pula cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara, dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. “Artinya, mandat konstitusi ini selaras secara prinsipil dengan gagasan koperasi,” tandasnya.
Karena itu imbuh dia, salah satu bentuk kongkrit dari komitmen ini adalah peluncuran program Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih. “Kopdes/Kel Merah Putih adalah upaya besar dan bersejarah untuk mengatasi berbagai persoalan struktural di pedesaan, seperti rantai distribusi yang panjang, terbatasnya akses permodalan, dan maraknya pinjol ilegal,” jelas Wamenkop.
Melalui program tersebut, pemerintah ingin membangun pusat ekonomi desa yang kuat, mandiri, dan berkeadilan. “Ini adalah langkah untuk memperpendek rantai distribusi, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Ferry lagi.
Ia juga meyakini, pembangunan ekonomi tidak akan berhasil jika tidak dimulai dari desa. Maka, Kopdes/Kel Merah Putih harus menjadi jantung ekonomi lokal, mengelola potensi wilayah, menciptakan lapangan kerja, dan menumbuhkan semangat kolektif.
Hanya saja lanjut Wamenkop, semua itu tidak akan berhasil tanpa keterlibatan seluruh elemen bangsa, mulai dari akademisi, pelaku usaha, generasi muda, dan masyarakat sipil. “Bagi saya, seminar ini sangat penting sebagai ruang kolaborasi dan refleksi, sekaligus meneguhkan kembali semangat Bung Hatta bahwa koperasi bukan milik pemerintah, melainkan milik rakyat,” tegas Wamenkop.**