Jakarta, TrijayaNews.id – Direktorat Jenderal Pendididkan Tinggi (Ditjen Dikti) bersama PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) laksanakan MoU. MoU yang dilakukan antara Ditjen Dikti dengan Tekomsel ini sebagai bentuk penyediaan paket telekomunikasi terjangkau bagi perguruan tinggi. Hal ini merupakan solusi yang diberikan Ditjen Dikti dan PT. Telkomsel guna memperlancar proses pembelajaran di perguruan tinggi menghadapi masa pandemi Covid-19, Jumat (17/07).
Acara yang diselenggarakan secara virtual melalui aplikasi telekonferensi CloudX ciptaan PT. Telkomsel ini disiarkan pula melalui kanal Youtube Ditjen Dikti. Perjanjian ini ditandai dengan penandatanganan MOU oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani dengan SVP Enterprise Account Management PT. Telkomsel, Dharma Simorangkir, Turut hadir dalam acara ini yaitu Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam; dan Direktur Sales PT. Telkomsel, Ririn Widaryani.
Kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari hasil komunikasi yang dilakukan sebelumnya oleh Plt. Dirjen Dikti dengan Direktur Utama PT. Telkomsel dalam upaya dukungan terkait layanan bagi mahasiswa dengan biaya yang terjangkau.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri), proses pembelajaran semester gasal tahun 2020/2021 dilakukan pembelajaran secara daring. Hal ini merupakan upaya efektif, efisien, dan kaya makna dalam menyampaikan materi secara daring di masa pandemi Covid-19.
Dalam sambutannya Nizam menyampaikan bahwa Ditjen Dikti bersama PT. Telkomsel memberikan solusi dalam rangka melaksanakan instruksi SKB 4 Menteri dan memperlancar proses pembelajaran mahasiswa melalui skema kerja sama ini. Ia juga mengapresiasi PT. Telekomsel yang telah membantu Ditjen Dikti dalam memberikan akses internet terjangkau bagi mahasiswa untuk memperlancar proses pembelajaran di perguruan tinggi.
“Saat ini banyak keluarga yang terdampak pandemi Covid-19, hal ini berdampak pula terhadap proses pembelajaran anak-anaknya. Akibatnya, mahasiswa yang terdampak pandemi Covid-19 terkendala mengakses pembelajaran melalui internet,” tuturnya.
Lebih lanjut Nizam mengatakan dengan memanfaatkan teknologi di dalam negeri, akan menurunkan ketergantungan konektivitas terhadap aplikasi dari luar negeri, sehingga teknologi Indonesia semakin kuat dan kokoh. “Pandemi ini kita manfaatkan sebagai momentum kelahiran teknologi merah putih, salah satunya seperti CloudX yang dibuat oleh PT. Telekomunikasi sebagai karya anak bangsa,” katanya.
Lanjut Nizam, penyediaan paket kuota internet dan pulsa yang hemat dan terjangkau bagi seluruh civitas akademika di Perguruan Tinggi, seperti mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan agar mendukung penyelenggaraan pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19 menjadi salah satu program prioritas Ditjen Dikti.
Menutup sambutannya Nizam berharap PT. Telkomsel dapat berbagi dengan memberikan paket-paket yang murah untuk mahasiswa yang berasal dari masyarakat secara ekonomi tidak mampu. “Kami apresiasi atas dukungan Telkomsel selama ini yang telah mengupayakan berbagai cara untuk bisa memberikan layanan yang terjangkau,” ucapnya.
Sementara itu, Sesditjen Pendidikan Tinggi Paristiyanti Nurwardani mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan salah satu upaya dari Ditjen Dikti agar setiap anak bangsa tetap bisa belajar dengan baik. “Ini adalah upaya Ditjen Dikti untuk mempermudah anak bangsa di setiap perguruan tinggi untuk tetap dapat mengakses dan menjalankan aktivitas pembelajaran dengan baik,” ucapnya.
Perluasan bantuan kuota terjangkau menjadi bentuk dukungan Telkomsel terhadap upaya Pemerintah dalam melakukan digitalisasi sektor pendidikan. Direktur Sales PT. Telkomsel, Ririn Widaryani menjelaskan bahwa akses internet terjangkau ini dapat dinikmati berbagai kalangan dengan mengaksesnya melalui situs web perguruan tinggi. Selain itu, Telkomsel juga menyediakan beberapa paket untuk mempermudah proses pembelajaran dan aktivitas perguruan tinggi. Paket tersebut diantaranya CloudX (video telekonferensi), Bulk Education (mendukung produktifitas kelas daring mahasiswa), dan Society (mendukung produktifitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan).
“Kami senang bisa berkolaborasi dengan Ditjen Dikti agar jangkauan solusi bisa lebih merata dan dinikmati oleh mahasiswa, dosen, dan pegawai di lingkungan perguruan tinggi,” ungkapnya.