Bekasi, TrijayaNews.id – Kementerian Sosial RI terus memperkuat kesiapsiagaan penanggulangan bencana dengan mengembangkan strategi tata kelola logistik Lumbung Sosial berbasis digital. Melalui kegiatan sosialisasi bagi 120 orang yang digelar di kantor Kel. Pekayon Jaya bagi petugas Lumbung Sosial Kec. Bekasi Selatan dan Kec. Rawalumbu Kab. Bekasi, Kemensos mengenalkan Sistem Informasi Persediaan sebagai instrumen baru untuk memastikan logistik bantuan bencana dapat dikelola secara transparan, akuntabel, dan tepat sasaran.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Non Alam, Adrianus Alla, menegaskan bahwa Lumbung Sosial adalah salah satu pilar penting dalam perlindungan sosial adaptif. “Dengan adanya Lumbung Sosial, kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana dapat terpenuhi lebih cepat. Kini, melalui Sistem Informasi Persediaan, tata kelola logistik menjadi lebih efisien dan terintegrasi antara pusat dan daerah,” ujarnya.
*Digitalisasi Tata Kelola Logistik*
Sistem Informasi Persediaan yang diperkenalkan Kemensos dirancang untuk memantau ketersediaan logistik secara real time di setiap Lumbung Sosial; Mempercepat distribusi bantuan dengan memetakan lokasi rawan bencana dan jalur distribusi; Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyaluran bantuan; Memudahkan pelaporan bagi pengurus Lumbung Sosial, dinas sosial daerah, dan pemerintah pusat.
Dengan sistem ini, data stok logistic mulai dari pangan, sandang, obat-obatan, hingga perlengkapan evakuasi akan tercatat dan dapat diakses secara digital, sehingga meminimalkan risiko keterlambatan bantuan akibat hambatan distribusi atau adanya barang yang logistik yang expired dan tidak termanfaatkan.
*Kolaborasi Multi Pihak*
Kemensos menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengurus Lumbung Sosial, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung keberlanjutan sistem ini. Melalui kolaborasi tersebut, diharapkan tata kelola logistik Lumbung Sosial dapat lebih adaptif, responsif, dan berdaya guna.
“Implementasi Sistem Informasi Persediaan bukan hanya tentang digitalisasi, tetapi juga tentang memperkuat resiliensi sosial ekonomi masyarakat agar tidak semakin rentan akibat bencana,” tambah Adrianus Alla.