Trijayanews.id – Kelompok dosen LSPR Institute of Communication & Business berhasil mendapatkan dana hibah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi pada kategori Pengabdian Kepada Masyarakat guna mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang Pengabdian kepada Masyarakat. Pada implementasinya dana hibah yang diberikan tersebut dipergunakan untuk mendukung pencegahan stunting pada Desa Sukamulya, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Desa Sukamulya merupakan desa yang memiliki jumlah pemuda dengan usia pernihakan dini yang cukup tinggi. Seperti diketahui bahwa pernikahan dini merupakan salah satu penyebab stunting yang banyak terjadi di Indonesia. Kualitas kesehatan calon ibu tidak dipersiapkan dengan baik. Desa Sukamulya termasuk dalam kategori jumlah bayi stunting yang tidak tinggi. Hal ini didasari oleh aktifnya perangkat desan dan kader PKK dalam mensosialisasikan bahaya serta pencegahan stunting. Berbagai program telah dijalankan mulai dari sosialisasi dengan cara-acara tertentu hingga kunjungan kepada calon penganti dan remaja yang masuk dalam usia pernikahan. Karakteristik pemuda yang sangat aktif menjadikan Desa Sukamulya mudah untuk menerima berbagai macam informasi baru. Termasuk dalam menggunakan teknologi komunikasi yang kerap kali digunakan untuk berkordinasi dan membuat beragam video.
Melihat potensi anak muda yang melek teknologi dan jumlah stunting yang harus terus ditekan agar tidak meningkat, maka tim Pengabdian Kepada Masyarakat yang diketuai oleh Yolanda Stellarosa serta beranggotakan Chrisdina, dan Olivia D Hutagaol merancang sebuah program dengan nama Sukacanting. Merupakan kepanjangan dari Satukan Langkah Cegah Stunting. Program ini didesain untuk menghasilkan rangkaian video animasi pendek yang dikerjakan dengan basis program Artificial Intelegent (AI) Elai. Selain itu tim juga melihat bahwa para pemuda perlu diperkuat kembali kemampuan berbicara di depan publik, sehingga akan memiliki rasa percaya diri yang baik ketika menyampaikan edukasi seputar stunting. Sebagai bentuk aktualisasi diri maka para pemuda yang ikut serta dalam program ini disebut sebagai Agen Perubahan.
Dibantu oleh beberpa dosen lainya yaitu Rizka Septiana, J.A. Wempi, Bramedi Ridho serta mahasiswa, tim PKM merancang 3 video pendek yang dapat diakses serta disebarkan oleh para agen perubahan. Penyampaian menggunakan bahasa sunda seperti percakapan sehari-hari menjadi pilihan pada video ini. Diharapkan dengan penggunaan bahasa daerah maka pesan yang disampaikan akan lebih ekspresif dan mudah untuk dipahami. Dalam proses pembuatannya para remaja diberikan pelatihan pembuatan video, seperti mengoperasikan program AI, merekam video, dan mengedit. Mereka juga dibekali kekuatan dari media sosial yang mampu menyebarkan informasi secara masif. Pada sesi praktek kemapuan berbicara di depan publik, diberikan praktek langsung dan masukan agar dapat lebih baik.
Setiap video berdurasi 15 menit dengan 3 episode. Pada episode pertama memberikan gambaran bahwa setiap calon pengantin harus sehat baik mental maupun finansial. Episode kedua bercerita tentang pentingnya kesehatan sebelum dan saat hamil. Terakhir memunculkan bahwa pernikahan harus dipersiapkan secara matang. Menggunakan tokoh remaja setempat sebagai narator serta kostum khas remaja Sunda agar lebih akrab. Penamaan tokoh didapat dari hasil diskusi dengan perwakilan remaja Desa Sukamulya. Tokoh pria bernama Enjang dan tokoh perempuan Engkom.
Pelatihan berjalan dengan baik berkat dukungan Kepala Desa Sukamulya, Bpk. Deni Sugandi yang membuka di awal sesi. Salah satu pesan yang disampaikan adalah “pelatihan ini tidak memberikan bantuan dalam bentuk materi, tetapi memberikan ilmu yang akan terus bermanfaat dan tidak ada habisnya. Kemajuan teknologi harus terus dikuasai agar desa menjadi maju”. Total peserta berjumlah 57 orang merupakan para remaja yang datang dari 3 dusun berbeda. Para agen perubahan ini memiliki komitmen yang baik dengan mengikuti pelatihan yang berjalan dalam 3 sesi.
Program SUKACANTING (Satukan Langkah Cegah Stunting) Melalui Video Berbasis AI & Pelatihan Public Speaking pada Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat LSPR Institut dalam Mendukung Pencegahan Stunting di Desa Sukamulya, Jawa Barat ini memiliki tujuan mulia yakni setelah mendapatkan keterampilan dalam menggunakan beberapa program pembuatan video, para agen perubahan dapat memproduksi sendiri materi edukasi lainnya. Materi edukasi nantinya dapat disesuaikan dengan isu apa yang penting disampaikan agar Desa Sukamulya menjadi lebih baik. Kemampuan berbicara di depan publik akan membantu edukasi tersebar dengan baik dan menarik untuk diikuti.
LSPR Institute of Communication & Business akan selalu berkomitmen untuk mengembangkan keterampilan masyarakat khususnya dalam berkomunikasi. Komunikasi yang baik adalah modal untuk dapat menyampaikan pesan dengan tepat. Pahami dengan baik pesan yang ingin disampaikan dan memilih media yang tepat adalah kunci keberhasilan sebuah program edukasi.