Jakarta, TrijayaNews.id- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mengatakan pada acara Rakorbid Pariwisata Tingkat Nasional bertema “Peningkatan Kapasitas UKM sebagai Pelaku Eduwisata Agro di Destinasi Pariwisata”, secara daring, di Jakarta, Rabu (7/4).
Menurutnya sektor pangan merupakan keunggulan bangsa Indonesia. Tidak saja di darat, di laut lebih luas lagi potensi yang belum tergarap. Baik itu dari sisi pariwisata baharinya, sumber daya pangan perikanannya, hingga kekayaan budaya dan ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan bersinergi untuk mengembangkan Eduwisata Agro-Maritim ini. “Program ini sejalan dengan prioritas Kementerian Koperasi dan UKM, yakni mengembangkan sektor produktif (pertanian, peternakan, dan perikanan) yang menjadi basis gerakan ekonomi rakyat,” jelasnya.
Teten juga mengakui, pengembangan tersebut sesuai arahan Presiden Jokowi, yakni melalui korporatisasi pertanian dan perikanan berbasis koperasi.
Masih kata dia, setidaknya ada empat agenda pokok yang terus dijalankan pemerintah untuk memastikan struktur ekonomi nasional semakin berkeadilan. Pertama, membuka akses UMKM terhadap lahan.
Yakni dilakukan melalui program Perhutanan Sosial seluas 12,7 hektar dan juga program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA). “Kami di KemenkopUKM mendorong pengembangan kelembagaan ekonomi para penerima Perhutanan Sosial,” tandasnya..
Kedua kata Teten, peningkatan akses UMKM terhadap pembiayaan. Dia juga bersyukur karena, Presiden pun telah memberikan arahan kepada pihaknya, untuk meningkatkan porsi kredit perbankan dari selama ini 20% menjadi 30% di 2024.
Begitupun progam KUR tanpa agunan yang selama ini sampai Rp50 juta ditingkatkan menjadi Rp100 juta. Plafonnya juga naik tinggi, dari sebelumnya Rp500 juta menjadi Rp20 miliar. “Peluang ini harus dinikmati UMKM untuk untuk bisa naik kelas,” tukasnya.
Adapun yang ketiga lanjut Teten, peningkatan akses SDM UMKM terhadap inovasi dan teknologi. “Ini tengah kami perkuat dengan membangun kemitraan UMKM ke dalam rantai nilai BUMN dan industri,” sambunya.
Hal itu penting agar tumbuhnya industri dan BUMN sejalan dengan tumbuhnya UMKM. Dengan begitu kata dia, setiap peningkatan ekspor produk langsung dirasakan manfaat ekonominya kepada UMKM kita.
Teten mencontohkan Jepang, dimana mereka menetapkan industri otomotis dan elektronik sebagai prioritas. Sehingga, UMKM-nya diberikan akses untuk menyiapkan sparepart maupun komponen pendukung bagi industri tersebut.
Keempat, lanjut Teten, tidak kalah penting adalah akses terhadap pasar. UU Cipta Kerja telah memberi alokasi 40% dari Belanja Pemerintah untuk menyerap produk-produk UMKM. “Ini sangat diperlukan, terlebih di tengah kelesuan pasar akibat pandemi Covid-19,” tukas Teten.
Menurut MenkopUKM, semua ini ditujukan untuk menaikkelaskan UMKM kita. “Termasuk mendukung pengembangan UMKM yang bergerak pada Eduwisata Agro-Maritim,” pungkasnya.