Kamis, November 28, 2024

Penemuan Obat COVID-19, Ali Gufron: Membutuhkan Proses Panjang

JAKARTA, TrijayaNews.id – Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN Prof. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D menjelaskan bahwa dalam proses penemuan obat, terutama obat untuk penanganan COVID-19, membutuhkan proses yang panjang dan terdapat beragam prosedur yang harus dilaksanakan.

“Menemukan sebuah obat diperlukan proses yang sangat panjang karena menyangkut keamanan hidup masyarakat. Obat yang salah akan bisa menjadi racun dan berbahaya,” ujar Ali dalam dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Jakarta, Kamis (6/8).

Proses menemukan obat juga diawali dengan penelitian yang memiliki berbagai tahapan agar aman untuk diimplikasikan kepada masyarakat. Ali juga mengungkapkan bahwa proses pertama dalam melakukan suatu penelitian adalah presentasi kepada kolega agar hasil penelitian bisa didiskusikan bersama mengenai kelayakannya.

“Oleh karena itu, biasanya orang melakukan penelitian sebelumnya membuat proposal terlebih dahulu. Selanjutnya proposal tersebut harus lulus dalam uji etika kelayakan yang diuji oleh Komite Etik. Jadi tidak bisa langsung mengklaim menemukan obat. Harus ada prosedur yang dijalankan,” ujarnya.

Baca Juga :  Untuk Kesehatan, Kopi Pahit Miliki 8 Khasiat Sangat Tepat Diminum Pagi Hari

Selanjutnya, Ali menginformasikan bahwa pemerintah terbuka dan mengapresiasi kepada siapa saja yang ingin ikut berpartisipasi dalam penemuan obat COVID-19 di Indonesia. Pemerintah akan memfasilitasi serta mendukung segala penelitian dalam penemuan obat COVID-19 asal sesuai dengan koridor dan etika yang ada.

Selain itu, usaha memutus penyebaran COVID-19 juga dilakukan dengan berbagai inovasi yang telah banyak tercipta. Menurut keterangan dari Ali, peneliti dan dosen di Indonesia telah menghasilkan lebih dari 60 inovasi.

“Berbagai inovasi selama 4 bulan terakhir telah dihasilkan. Seperti robot perawat, rapid test kit dan lain sebagainya. Bahkan PCR yang biasanya kita impor, sekarang tidak. Peneliti Indonesia telah membuatnya. Ada juga mobile laboratory dimana laboratorium bisa menghampiri masyarakat. Itu juga inovasi yang dibuat oleh anak bangsa. Terakhir adalah ventilator canggih yang dibuat oleh UGM, yang kalau kita impor itu bisa miliaran tapi ini hanya 450 juta,” tutupnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terkini

Perkuat Komitmen sebagai Agent of Development, BNI Gandeng Batumbu Perluas Akses Pembiayaan bagi UMKM

Trijayanews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, terus memperluas jangkauan pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan menjalin...

BNI Perluas Layanan untuk Diaspora Indonesia di Belanda melalui Implementasi KMILN

Trijayanews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, bersama Kementerian Luar Negeri Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik mengadakan sosialisasi, dan...

Sabet Best Employer Brand on LinkedIn Talent Awards Indonesia 2024, BNI Pimpin Masa Depan Dunia Kerja

Trijayanews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan, sebagai Best Employer Brand on LinkedIn Talent Awards...

BNI Optimalkan Layanan Digital untuk Permudah Nasabah Manulife Bayar Premi

Trijayanews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus memperkuat inovasi layanan digitalnya dengan menggandeng Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia)....

Berita Terkait

Tentang Kami

Ikuti Kami

Copyright @ 2020 TrijayaNews.id. All right reserved