JAKARTA, TrijayaNews.id – Sebuah studi mengenai kepemilikan senjata nuklir belum lama ini dilakukan oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI). China dan India merupakan dua negara dengan pengembangan senjata nuklir terbesar.
Dilansir dari India Today, Selasa (16/6/2020), hasil penelitian SIPRI yang dirilis pada Senin (15/6/2020) kemarin menunjukkan India mengalami peningkatan dalam kepemilikan senjata nuklir dari tahun lalu dari 130-140 senjata menjadi 150 senjata nuklir di tahun ini.
Menurut analisa SIPRI, Pakistan juga memiliki senjata nuklir tergolong banyak yakni 160 buah hingga bulan keenam 2020.
“Pemerintah India dan Pakistan keduanya sudah membuat pernyataan mengenai misil-misil mereka tetapi tidak memberikan informasi mengenai status atau ukuran dari persenjataan mereka,” demikian pernyataan dari SIPRI dalam laporannya.
“India menghabiskan 71,1 miliar dolar Amerika Serikat menempatkan mereka menjadi negara yang paling banyak menghabiskan dana dalam pengembangan senjata nuklir,” lanjut isi laporan.
China masih menjadi negara dengan senjata nuklir terbanyak, sejak Januari lalu negeri Tirai Bambu sudah menambah 20 hulu ledak nuklir sehingga jumlahnya menjadi 320 senjata nuklir.
Sementara Korea Utara yang selama ini mengklaim gencar melakukan uji coba senjata dilaporkan memiliki 30-40 senjata pemusnah massal.
“Sejak awal 2020, sembilan negara–Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, China, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara–memiliki kira-kira 13.400 senjata nuklir, yang mana 3.720 diantaranya diletakan untuk operasi pertahanan. 1.800 lainnya disiapkan untuk peringatan operasional tingkat tinggi,” lanjutan isi laporan.
Kelompok peneliti asal Swedia itu menjelaskan Beijing saat ini tengah memodernisasi persenjataan nuklirnya secara signifikan. Mereka disebut sedang mengembangkan triad nuklir untuk menciptakan pesawat bertenaga nuklir maupun rudal baik yang berbasis di darat maupun laut.