Kamis, November 28, 2024

Menristek Tekankan Pentingnya Optimalisasi Riset dan Inovasi Hadapi New Normal

JAKARTA, TrijayaNews.id – Bayangan krisis ekonomi telah di depan mata bila kita tidak berhati-hati dan serius dalam menangani dampak Pandemi Covid-19. Langkah-langkah strategis pemerintah di bidang riset dan teknologi dalam menangani dampak ekonomi perlu didorong lebih kencang lagi dalam menghela perekonomian berbasis inovasi teknologi.

Demi mengurangi dampak terburuk dari pertumbuhan ekonomi, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro tekankan optimalisasi teknologi digital hadapi normal baru atau new normal di tengah pandemi Covid-19. Menteri Bambang ungkapkan beberapa skenario yang dapat dilakukan oleh Kemenristek/ BRIN dalam menghadapi new normal.

“Untuk mengurangi dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi pada masa pandemi ini, tentu kegiatan ekonomi harus tetap berjalan. Pada masa new normal harus kegiatannya akan less contact, oleh karena itu teknologi digital akan sangat diperlukan. Intinya kontribusi dari ristek diarahkan pada optimalisasi teknologi digital,” ungkap Menteri Bambang dalam webinar ‘Ngobrol Pintar : Menggali Potensi Inovasi Indonesia Menuju the New Normal’ yang diselenggarakan Qlue berkolaborasi dengan Kaskus (30/06).

Baca Juga :  Presiden Joko Widodo Lantik Kepala BNPB

Pada kesempatan yang sama Menteri Bambang juga menyampaikan pentingnya optimalisasi riset dan inovasi pada bidang kesehatan, terutama screening (penyaringan) dan diagnostik. Beliau menjelaskan pengembangan alat tes yang semakin massif akan melahirkan protokol pencegahan Covid-19.

Lebih lanjut Menteri Bambang menyampaikan, Konsorsium Riset dan Inovasi  Covid-19 yang digagas oleh Kemenristek dalam penanganan Covid-19 bisa dibilang sebagai cikal bakal triple helix alat kesehatan  dan bahan baku obat di Indonesia. Menteri Bambang berharap kehadiran konsorsium riset juga dapat mengatasi masalah impor di bidang kesehatan. Dengan begitu, Indonesia bisa mandiri dari segi alat kesehatan dan bahan baku obat.

“Konsorsium riset dan inovasi ini tidak hanya melibatkan peneliti dari berbagai lembaga penelitian, tapi juga industri. Sehingga proses hilirisasi produk inovasi dari konsorsium bisa segera diproduksi massal. Inilah alasan mengapa kolaborasi dalam riset menjadi sangat penting,” jelas Menteri Bambang.

Dalam webinar tersebut turut hadir Rama Aditya, Founder & CEO Qlue; Edi Taslim, CEO Kaskus; serta peserta webinar dari kalangan pengusaha muda dan startup.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terkini

Perkuat Komitmen sebagai Agent of Development, BNI Gandeng Batumbu Perluas Akses Pembiayaan bagi UMKM

Trijayanews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, terus memperluas jangkauan pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan menjalin...

BNI Perluas Layanan untuk Diaspora Indonesia di Belanda melalui Implementasi KMILN

Trijayanews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, bersama Kementerian Luar Negeri Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik mengadakan sosialisasi, dan...

Sabet Best Employer Brand on LinkedIn Talent Awards Indonesia 2024, BNI Pimpin Masa Depan Dunia Kerja

Trijayanews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan, sebagai Best Employer Brand on LinkedIn Talent Awards...

BNI Optimalkan Layanan Digital untuk Permudah Nasabah Manulife Bayar Premi

Trijayanews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus memperkuat inovasi layanan digitalnya dengan menggandeng Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia)....

Berita Terkait

Tentang Kami

Ikuti Kami

Copyright @ 2020 TrijayaNews.id. All right reserved