Kamis, November 28, 2024

Ekonomi China 2020 Diprediksi Tumbuh 2,2 Persen

Meski tertekan, ekonomi Negeri Tirai Bambu itu diperkirakan akan pulih di sisa tahun ini karena didorong oleh agresivitas pemerintah dalam menggelontorkan stimulus ekonomi.

BEIJING, TrijayaNews.id – Pandemi Covid-19 memberikan pukulan besar pada ekonomi global. Sejumlah negara seperti Singapura dan Korea Selatan sudah masuk resesi setelah perekonomian tumbuh negatif dua kuartal beruntun.

Kondisi tersebut tampaknya tidak akan terjadi pada China. Meski tertekan, ekonomi Negeri Tirai Bambu itu diperkirakan akan pulih di sisa tahun ini karena didorong oleh agresivitas pemerintah dalam menggelontorkan stimulus ekonomi.

Hasil jajak pendapat Reuters, yang dikutip Sabtu (25/7/2020), ekonomi terbesar kedua di dunia itu diperkirakan tumbuh 2,2 persen pada 2020, melambat dibandingkan 2019 yang tumbuh 6,1 persen. Angka itu merupakan median dari 42 ekonom yang disurvei. Prediksi tersebut lebih tinggi 1,8 persen dibandingkan jajak pendapat terakhir yang digelar April lalu.

Pada kuartal II-2020, ekonomi China tumbuh 3,2 persen usai negatif 6,8 persen pada kuartal I-2020 akibat pandemi. Analis memperingatkan keberlanjutan rebound sangat tergantung pada investasi meskipun konsumsi akan tetap lemah.

Menurut data resmi negara, Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (Disposable Income) per kapita China turun 1,3 persen pada semester I-2020. Sektor manufaktur dan konstruksi pulih dengan cepat, namun sektor jasa masih tertinggal.

Baca Juga :  Purnomo Yusgiantoro Center Membawa Misi Kebudayaan Indonesia Sampai ke Negeri Cina

Ekspor terlihat mulai membaik, sebagian besar disebabkan oleh permintaan besar-besaran untuk peralatan medis oleh berbagai negara di belahan dunia.

“Namun kami masih melihat ketidakpastian pertumbuhan di waktu mendatang, seiring pelonggaran kebijakan lockdown yang tidak merata di negara lain, ini bisa saja menjadi kebijakan yang kurang menguntungkan,” ujar Analis Bank of America Merrill Lynch.

Membaiknya perekonomian, membuat Bank Sentral China (PBOC) menilai tak ada lagi kebutuhan mendesak untuk melonggarkan kebijakan moneter.

Analis memperkirakan, China akan menurunkan suku bunga pinjaman satu tahun sebesar 10 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen pada akhir 2020. Sejak Agustus lalu, PBOC telah memotong suku bunga acuan sebesar 46 bps.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terkini

Perkuat Komitmen sebagai Agent of Development, BNI Gandeng Batumbu Perluas Akses Pembiayaan bagi UMKM

Trijayanews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, terus memperluas jangkauan pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan menjalin...

BNI Perluas Layanan untuk Diaspora Indonesia di Belanda melalui Implementasi KMILN

Trijayanews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, bersama Kementerian Luar Negeri Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik mengadakan sosialisasi, dan...

Sabet Best Employer Brand on LinkedIn Talent Awards Indonesia 2024, BNI Pimpin Masa Depan Dunia Kerja

Trijayanews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan, sebagai Best Employer Brand on LinkedIn Talent Awards...

BNI Optimalkan Layanan Digital untuk Permudah Nasabah Manulife Bayar Premi

Trijayanews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus memperkuat inovasi layanan digitalnya dengan menggandeng Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia)....

Berita Terkait

Tentang Kami

Ikuti Kami

Copyright @ 2020 TrijayaNews.id. All right reserved