TANGERANG, TrijayaNews.id – Terus meningkatnya jumlah penumpang pesawat sampai pekan ke-empat pelaksanaan Safe Travel Campaign, membuat Indonesia National Air Carriers Association (INACA) makin bersemangat untuk melakukannya sampai akhir tahun. Guna mempermudah masyarakat terbang lagi, INACA mendorong diterapkannya digitalisasi pemeriksaan kesehatan di bandara oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja menjelaskan, pemeriksaan dokumen kesehatan calon penumpang oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) merupakan tugas dari Kemenkes.
Petugas KKP berwenang menentukan seorang calon penumpang dapat masuk ke dalam pesawat untuk ikut terbang atau tidak, setelah memeriksa dokumen berupa surat keterangan/hasil laboratorium rapid test. Jika calon penumpang dinyatakan non reaktif, maka ia diizinkan untuk terbang. Sebaliknya, jika reaktif maka jangan harap bisa masuk ke pesawat.
“Tapi proses pemeriksaan dokumen kesehatan ini panjang, karena masih dilakukan secara manual oleh KKP,” kata Denon saat membuka pelaksanaan Safe Travel Campaign seri ke-empat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng sebelum terbang ke Denpasar, Bali menggunakan pesawat AirAsia Indonesia, Jumat (28/8/2020).
Tidak heran, jika pada jam-jam tertentu di bandara terlihat antrean penumpang mengular panjang demi mendapatkan stempel izin terbang dari petugas KKP.
“Karena dikerjakannya masih manual, di cek satu per satu, makanya antre lama. Kami ingin KKP mengganti metode pemeriksaan secara digital, seperti yang sudah diterapkan pada Indonesia Health Alert Card (eHAC),” kata pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Whitesky Aviation.
Ia berpendapat, apabila petugas KKP bisa melakukan pemeriksaan lebih cepat, maka akan bertambah jumlah masyarakat yang antusias untuk terbang lagi. Karena terbukti terbang di masa New Normal sangat mudah dan tidak perlu antre panjang.
Hal tersebut menurutnya jelas berdampak positif bagi perekonomian Indonesia yang merosot akibat pandemi Covid-19 ini.
“Jangan sampai karena proses pemeriksaan manual yang panjang, jadi menghambat pertumbuhan penumpang dan pergerakan pesawat yang sedang masuk fase pemulihan,” jelasnya.
Denon berharap, dengan persyaratan menggunakan moda transportasi udara yang semakin mudah maka di akhir tahun nanti jumlah penumpang pesawat semakin meningkat.
“Safe Travel Campaign ingin mengembalikan rasa percaya diri masyarakat untuk bepergian dan berlibur lagi. Terutama ke 10 destinasi wisata utama di Indonesia yang ditetapkan pemerintah,” kata Denon.